KEMUNCULAN JIL (JARINGAN ISLAM LIBERAL)
Kemunculan JIL berawal dari kongko-kongko antara Ulil Abshar Abdalla (Lakpesdam NU), Ahmad Sahal (Jurnal Kalam), dan Goenawan Mohamad (ISAI) di Jalan Utan Kayu 68 H, Jakarta Timur, Februari 2001. Tempat ini kemudian menjadi markas JIL. Para pemikir muda lain, seperti Lutfi Asyyaukani, Ihsan Ali Fauzi, Hamid Basyaib, dan Saiful Mujani, menyusul bergabung. Dalam perkembangannya, Ulil disepakati sebagai koordinator.
Gelora JIL banyak diprakarsai anak muda, usia 20-35-an tahun. Mereka umumnya para mahasiswa, kolomnis, peneliti, atau jurnalis. Tujuan utamanya: menyebarkan gagasan Islam liberal seluas-luasnya. “Untuk itu kami memilih bentuk jaringan, bukan organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik,” tulis situs islamlib.com.
Jaringan ini menyediakan pentas –berupa koran, radio, buku, booklet, dan website– bagi kontributor untuk mengungkapkan pandangannya pada publik. Kegiatan pertamanya: diskusi maya (milis). Lalu sejak 25 Juni 2001, JIL mengisi rubrik Kajian Utan Kayu di Jawa Pos Minggu, yang juga dimuat 40-an koran segrup. Isinya artikel dan wawancara seputar perspektif Islam liberal.
Tiap Kamis sore, JIL menyiarkan wawancara langsung dan diskusi interaktif dengan para kontributornya, lewat radio 68H dan 15 radio jaringannya. Tema kajiannya berada dalam lingkup agama dan demokrasi. Misalnya jihad, penerapan syariat Islam, tafsir kritis, keadilan gender, jilbab, atau negara sekuler. Perspektif yang disampaikan berujung pada tesis bahwa Islam selaras dengan demokrasi.
Dalam situs islamlib.com dinyatakan, lahirnya JIL sebagai respons atas bangkitnya “ekstremisme” dan “fundamentalisme” agama di Indonesia. Seperti munculnya kelompok militan Islam, perusakan gereja, lahirnya sejumlah media penyuara aspirasi “Islam militan”, serta penggunaan istilah “jihad” sebagai dalil kekerasan.
JIL tak hanya terang-terangan menetapkan musuh pemikirannya, juga lugas mengungkapkan ide-ide “gila”-nya. Gaya kampanyenya menggebrak, menyalak-nyalak, dan provokatif. Akumulasi gaya ini memuncak pada artikel kontroversial Ulil di Kompas yang dituding FUUI telah menghina lima pihak sekaligus: Allah, Nabi Muhammad, Islam, ulama, dan umat Islam. “Tulisan saya sengaja provokatif, karena saya berhadapan dengan audiens yang juga provokatif,” kata Ulil.
Saya pribadi walaupun belum memahami Islam secara baik, dan tidak begitu memiliki pengetahuan dan amal dalam beragama dengan benar, tapi dengan tegas saya mengatakan dan bersikap bahwa JIL bukanlah Islam.
Karena itu, semua umat Islam se-Indonesia menggelar aksi damai #IndonesiaTanpaJIL pada Jumat, 9 Maret 2012. Ribuan orang berkumpul di Bundaran HI untuk menyerukan suara IndonesiaTanpaJIL,DAMAI !! ribuan massa tersebut datang dari berbagai organisasi Islam yang dikoordinir oleh FUI (Forum Umat Islam). Selain, dari berbagai organisasi Islam adapula mahasiswa, aktivis Twitter, Artis dan semua orang yang bergabung di dalam kerumunan massa tersebut.
"Bisa dilihat, semua organisasi Islam yang tersebar di Indonesia bisa bersatu dan bersama-sama bersuara untuk Indonesia Tanpa JIL"
"para ukhti yang tergabung dalam Forum Umat Islam juga berpatisipasi bersama"
Meski hujan mengguyur Bundaran HI dan sekitarnya, hal itu tak menyurutkan niat para semangat umat muslim untuk menyerukan "Indonesia Damai Tanpa Liberal". Sayangnya, media massa nasional di Indonesia tidak memberitakan aksi ini secara live (mungkin menurut mereka tidak menjual). Mereka memberitakan hanya ratusan orang yang ikut aksi dalam gerakan Indonesia Tanpa JIL, padahal disana ada ribuan orang yang tergabung dengan di dominasi berwarna putih"
"siapa bilang kita ratusan? kita ribuan mas mba bro media massa. Tolong catat kita bukan 60 orang kita ribuan dan tidak ada bencong"
Kenapa harus menolak JIL ?
Berikut adalah beberapa pemikiran JIL yang sangat nyeleneh (ini diambil dari twit-twit penggiat JIL di jejaring sosial twitter yang sudah di capture, gambar ini bisa dilihat di link facebook : #IndonesiaTanpaJIL
"twit dari penggiat gembong JIL (Assyaukanie dan Nongmahmada) yang mengatakan bahwa : jilbab itu cuma dipake buat shalat atau pengajian aja, kalau ditempat umum ya mesti dibuka" -astagfirullah- dan juga menyatakan bahwa jilbab kaya baju renang yang bersifat sitiasional" (semoga Allah membuka, hidayah pada mereka semua..)"
"Ini lah kutipan dari pernyataan para gembong JIL di twitter. biarlah mereka sesat, tapi jangan sampai anak cucu kita terbawa oleh kesesatan mereka"
"menurut mereka, Islam adalah agama oplosan (dikiran bensin eceran kali oplosan)"
"ini dia aktivis muda JIL yang menyatakan bahwa "Apakah kamu percaya hari kiamat?, emang doski pernah janji apa?" (doski?!?)
karenanya dengan tegas dan bersikap kita harus menolak JIL agar pemikiran sesat mereka tidak merusak akidah kita, seperti yang dikutip ulama Buya Hamka :
"Buya Hamka mengatakan : "Orang yang baik akan dikenang baik dengan kebaikannya. Janganlah hanya mengedepankan akal dalam beragumentasi dengan hanya pandai akal-akalan"
"Tak ada kompromi bila menyangkut suatu aqidah" -Buya Hamka-
Berikut hasil jepretan dari bidikkan kamera saya saat aksi gerakan "INDONESIA TANPA JIL" berlangsung 9 Maret 2012 lalu.
"Tuh liat para orator kita, terdiri dari berbagai elemen massa kan yang mendukung gerakkan Indonesia Tanpa JIL, ada Fauzi Baadila (artis), ada Ust. Akmal Sjarief (penulis Buku Islam Liberal 101), Ustd. Hafidz Ary (Aktivis Twitter) dan Para Ulama dari berbagai organisasi Islam (Ustd. Abu Jibril, Ustd. Munarman, Habib Rizieq, Ustd. Bernard, dll).
Artis yang mendukung bukan hanya Fauzi Baadila, Ucay "Rocket Rockers", Vokalis Tengkorak, dan Arie K Untung juga menolak JIL.
"Walaupun Aksi, harus tetep inget shalat dong, foto para umat muslim melakukan wudhu berjamaah di air mancur bundaran HI (ini salah satu foto favorite ana, bagus banget, momennya)"
"eits, walaupun lagi aksi tetep kena bidikkan kamera juga .. hhee"
ini ada kutipan hadits yang mesti jadi pegangan untuk saat ini :
“Pada akhir zaman, akan muncul sekelompok anak muda usia yang bodoh akalnya.Mereka berkata menggunakan firman Allah, padahal mereka telah keluar dari Islam, bagai keluarnya anak panah dari busurnya. Iman mereka tak melewati tenggorokan. Di mana pun kalian jumpai mereka, bunuhlah mereka. Orang yang membunuh mereka akan mendapat pahala di hari kiamat.”
(Terjemahan hadis Nabi Muhammad SAW, yang tersimpan dalam kitab Al-Jami’ al-Shahih karya Imam Bukhari).
semoga Allah, melindungi anak cucu kita dari bahaya ideologi "mereka" yang sesat lagi menyesatkan....
referensi :
- facebook : IndonesiaTanpaJIL
silahkan follow twitter :
Please follow @intinueshop
Also me..@intansubrianto and my Instagram: Intansubrianto
No comments:
Post a Comment